Back

 

Departemen Budidaya Perairan (BDP) dan Indonesian Society for Scientific Aquaculture (ISSA) pada tanggal 11 dan 12 Oktober 2018 mengadakan konferensi internasional untuk kedua kalinya, yaitu International Conference on Aquaculture Biotechnology bertempat di Gedung IICC, Botani Square, Baranangsiang, Bogor. Kegiatan dua tahunan ini merupakan upaya untuk menjembatani dunia sains dengan industri akuakultur, yaitu suatu bidang produksi pangan yang telah memainkan peranannya dalam memasok pangan global. Oleh karena itu untuk memenuhi permintaan produk perairan, akuakultur harus dikembangkan menuju industrialisasi melalui peranan bioteknologi.

Bioteknologi telah terbukti secara efektif dan efisien meningkatkan produksi pangan, proses produksi, dan kualitas produk. Sebagai ilmu pengetahuan terapan, bioteknologi telah menjadi daya tarik luar biasa bagi para pengusaha dan praktisi karena memberikan kesempatan tak terbatas untuk mengembangkan teknologi baru yang dapat memperkuat industri akuakultur

Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB Dr. Luky Adrianto mengatakan bahwa untuk dunia akuakultur, bioteknologi merupakan jembatan akuakultur untuk menghasilkan produk yang lebih baik, induk yang lebih sehat bahkan produktivitas perairan yang lebih baik.

“Sains mampu menjawab bagaimana kegiatan budidaya bisa terus berkelanjutan dengan kualitas yang lebih baik dan bisa memenuhi kebutuhan dari teman-teman di dunia industri,” ungkapnya. Contohnya adalah bagaimana tanaman herbal meningkatkan imunitas dari ikan dan udang, bagaimana cara untuk meningkatkan kualitas lingkungan di wadah budidaya dengan menggunakan serangga sebagai bioindikator. “Atau misalnya dengan bioflok untuk meningkatkan kualitas perairan supaya ikan bisa tumbuh lebih cepat,” tuturnya.

Luky melihat peran strategis dari akuakultur untuk bisa menjadi bagian dalam memenuhi kebutuhan pangan dunia di masa depan. “Linking sains akuakultur ke industri itu suatu keharusan”, bebernya.

Konferensi menghadirkan pakar-pakar internasional bioteknologi akuakultur sebagai narasumber, antara lain Thavasimuthu Citarasu dari Manonmaniam Sundaranar University, India yang akan mempresentasikan Herbal Biomedicines: A Sustainable Solution for Aquaculture Industry dan Prof Yuji Oshima dari Kyushu University – Japan dengan makalah “Fish Environmmental Science”. Kartik Baruah dari Swedish University of Agricultural Sciences –  Sweden akan tampil memaparkan “Crustacean Microbiology and Immunology”, sedangkan Habil Sonja Kleinertz dari DAAD Fellow Faculty of Fisheries and Marine Science IPB membawakan materi “Use and control of parasites in mariculture”.

Departemen BDP telah berhasil menyelenggarakan lima kali Simposium Bioteknologi Akuakultur Nasional yaitu setiap dua tahun sekali (2006-2014) dan sejak 2016 penyelenggaraan ditingkatkan menjadi International Conference on Aquaculture Biotechnology (ICAB), yang mendapat tanggapan sangat baik dari stakeholder bidang akuakultur di Indonesia dan telah dihadiri oleh lebih dari 250 peserta pada setiap kegiatannya

Peserta dalam simposium ini berasal dari berbagai latar belakang yaitu perguruan tinggi/universitas, lembaga penelitian, mahasiswa, instansi pemerintah, pengusaha dan stakeholder terkait lainnya dalam industri akuakultur. Simposium sebelumnya, sekitar 50 presentasi oral dan 20 poster disajikan oleh berbagai penulis. Simposium ini juga didukung oleh 35 sponsor yang berasal dari pemerintah dan swasta.

Sumber :

  1. Bioteknologi, Jembatan Penghubung Akuakultur dengan Industri

2. Akuakultur, Industri Pangan yang Paling Cepat Berkembang

 

Departemen Budidaya Perairan (BDP) dan Indonesian Society for Scientific Aquaculture (ISSA) pada tanggal 11 dan 12 Oktober 2018 mengadakan konferensi internasional untuk kedua kalinya, yaitu International Conference on Aquaculture Biotechnology bertempat di Gedung IICC, Botani Square, Baranangsiang, Bogor. Kegiatan dua tahunan ini merupakan upaya untuk menjembatani dunia sains dengan industri akuakultur, yaitu suatu bidang produksi pangan yang telah memainkan peranannya dalam memasok pangan global. Oleh karena itu untuk memenuhi permintaan produk perairan, akuakultur harus dikembangkan menuju industrialisasi melalui peranan bioteknologi.

(more…)

Terima Kasih

Data telah tersimpan silahkan Klik Tombol Kembali